Bidadari adalah makhluk surga yang dinyatakan sebagai seorang wanita. Penjelasan fisik tentang mahkluk ini begitu mengagumkan. Al qur’an memujanya sebagai wanita-wanita suci dan sempurna baik dari segi fisik maupun mentalnya. Mereka adalah wanita-wanita yang selalu perawan. Tingkat kepatuhan mereka terhadap suami begitu tinggi.Tahukah anda bahwa ternyata Allah bukan hanya menciptakan mahkluk bernama bidadari disurga saja! Tahukah bahwa Allah juga telah menciptakan mahkluk sejenis dengan bidadari yang Dia turunkan kebumi. Siapakah mahkluk itu? Mereka adalah mahkluk bernama wanita. Mereka adalah gadis-gadis suci yang senantiasa menjaga kesucian diri. Mereka adalah para istri shalihah yang selalu memberikan keteduhan dan kedamaian bagi suaminya. Mereka itulah para bidadari dunia.
Wanita sesungguhnya bisa menimbulkan dua dampak bagi lelaki. Dampak pertama lebih mengarah pada hal yang negative, yakni wanita tak ubahnya sebagai sebuah perhiasan yang hanya mampu memancarkan keindahan yang bisa membuat lelaki mabuk kepayang, bagi banyak wanita sendiri kecantikan yang dimiliki malah digunakan sebagai kesempatan menaklukan kaum lelaki. Dampak kedua lebih mengarah pada hal positif, wanita seperti ini bukan hanya cantik dari sisi dzahir, namun juga cantik dari dalamnya. Dan wanita-wanita tipe kedua ini yang dimaksud oleh nabi sebagai “perhiasan terindah”.
Ya, seandainya agama memperbolehkan melakukan persujudan bagi sesama manusia selain kepada Allah, tentulah orang yang paling berhak disembah adalah suami oleh istrinya. Begitu besarnya perintah untuk mentaati sang suami, sampai-sampai nabi membuat pengandaian: seandainya melakukan sujud selain kepada Allah itu boleh, maka istri harus sujud kepada suami, seperti itulah perintah agama. Tapi rupanya perlu disayangkan banyak wanita yang mengabaikannya, atau kalaupun mereka taat, ketaatan mereka lakukan dengan setengah hati, tidak sepenuhnya ikhlas! Apalagi mereka yang selalu menggembar-gemborkan tentang hak azasi manusia dan emansipasi. Bagi wanita-wanita seperti itu tidak ada siapa-siapa yang perlu ditaati dalam rumah tangga. Apalagi bagi mereka yang berperan ganda dirumah sebagai seorang istri dan diluar sebagai wanita karier. Bagi wanita-wanita ini biasanya punya perasaan bahwa yang menghidupi kebutuhan rumah tangga bukan saja suaminya namun juga dirinya. Apalagi bagi wanita yang penghasilannya lebih tinggi, maka perasaan itu akan semakin tinggi. Dalam kondisi seperti ini wanita biasanya tidak dengan mudah memberikan ketaatan kepada sang suami.
Istri baru dikatakan shalihah jika ia bisa memegang janji dan sumpah kepada suaminya. Dalam hal ini istri dituntut setia terhadap janjinya untuk mau sehidup semati bersama sang suami, meski dalam keadaan apapun. Istri yang setia tidak akan mudah terombang-ambing oleh keadaan apalagi bisa goyah hanya karena kondisi kemelaratan ekonomi, istri yang setia juga tak akan mudah gelap mata dengan bujuk rayu lelaki lain yang mungkin punya nilai lebih ketimbang suaminya.
Jangankan aurat vital, sehelai rambutpun tak ada satu lelaki yang pernah melihatnya kecuali suaminya sendiri. Ya, seperti inilah tipe wanita yang shalihah. Dalam hidup berumah tangga wanita ini lebih memposisikan dirinya sebagai seorang istri yang oleh agama harus banyak tunduk dan patuh terhadap suami. Malah nabi menyatakan dengan tegas bahwa siapaun yang bisa menjalani hidup sabar atas penderitaan dalam rumah tangga, maka ia akan diberi pahala surga sebagaimana Aisyah.
Yakni ternyata perintah taat terhadap suami punya kedudukan sejajar dengan perintah shalat, puasa dan menjaga kesucian kemaluan. Karena Istri adalah sebuah amanat yang kelak di hari kiamat akan dimintai pertanggung jawabannya, lebih sekedar itu anak juga sebuah amanat tuhan yang besok harus dilaporkan pertanggung jawabanya. Niscaya aku perintahkan seorang wanita untuk bersujud kepada suaminya dikarenakan besarnya hak suami kepada istri.
“Wahai rasulullah apa hak suami atas istrinya? Rasulullah menjawab, “Mentaati, tidak bermaksiat kepadanya, istri tidak boleh berpuasa sunnah kecuali dengan izinnya, tidak boleh mencegah keinginan suami kepadanya meskipun dia berada dipunggung hewan tunggangan ,tidak boleh keluar dari rumah kecuali dengan izinya, jika istri keluar dari rumah tanpa izin suaminya maka malaikat langit dan malaikat bumi akan melaknatnya sampai ia kembali kerumah. Para istri yang taat dan tunduk kepada suaminya dengan perasaan ikhlas kelak akan menjadi penghuni surga.
Bagaimanapun sabar harus tetap dimiliki oleh setiap manusia, terutama bagi mereka yang telah hidup berkeluarga, bersuami sekaligus sudah dikaruniai anak. Akan banyak hambatan hidup yang kadang membuat kita merasa sedih dan merana. Namun ingatlah bahwa semua cobaan itu datang dari Allah untuk menguji seberapa tebal keimanan kita. Selagi kita mau bersabar, percayalah bahwa pada saat itu surga telah terbuka lebar untuk anda masuk.
Bahwa wanita identik dengan kelembutan yang penuh kasih sayang beda dengan lelaki yang lebih terkesan kasar, kuat dan perkasa, wanita lebih nampak seperti sekuntum bunga yang bukan saja indah tapi terasa ada kedamaian dibaliknya. Sebab sesungguhnya dalam diri wanita terdapat sebuah energi keindahan luar biasa, yang sanggup mengalahkan apapun. Bahkan dalam banyak contoh, dengan kasih sayang seorang istri, suami akan “bertekuk lutut”, sekeras apapun perlakuan dari suami jika semua itu dihadapi dengan kasih sayang yang tulus, maka kekerasan itupun akan berubah menjadi kelembutan. Nabi sendiri sebagaimana hadits menyatakan bahwa calon ahli surga dari kalangan wanita adalah para istri yang selalu mengasihi dan menyayangi suaminya.
Seorang istri yang benar-benar suci adalah mereka yang berusaha untuk tidak “memberikan”tubuhnya kepada orang lain, walaupun hanya sekedar berupa jamahan atau sentuhan kecuali kepada suaminya sendiri. Sungguh jika dicerca kepala salah seorang dari kalian dengan alat jahit dari besi adalah masih lebih baik baginya daripada menyentuh perempuan yang tidak halal baginya.
Kesadaran bahwa “saya adalah istri seseorang” adalah merupakan sikap yang seharusnya tertanam betul dalam diri seorang wanita. Termasuk juga istri yang bisa menjaga kesucian dirinya jika ia tidak keluar rumah saat suami pergi jika memang suami tidak mengijinkan untuk itu.
“Setiap wanita yang mati dalam keadaan diridhai oleh suaminya maka ia akan masuk surga” Kata “ridha” dalam hadits diatas merujuk pada pengertian antonimnya, yakni “tidak dalam keadaan marah”, ini artinya saat seorang wanita meninggal dunia sementara suaminya tidak memendam rasa marah dan sakit hati kepadanya, maka ia dijamin masuk surga. Hadits diatas memberikan keterangan kepada kita bahwa diantara istri-istri yang kelak akan dimasukan surga adalah mereka-mereka yang tidak suka menyakiti hati suaminya.
“siapapun wanita yang-yang terus menerus menyakiti hati suaminya hingga ia ditalak karenanya, maka ia akan menerima adzab Allah.
satu hal yang perlu diketahui oleh para istri bahwa bagaimanapun seorang suami itu harus dihormati dan ditaati. Jangan sekali-kali istri bertindak atau berprilaku yang bisa menyebabkan hati suami menjadi sakit.
“siapapun wanita yang membuat marah suaminya, sedang ia sendiri dzalim atau marah kepada suaminya, maka Allah tidak akan menerima ibadah fardhu dan sunnah yang dilakukannya.
Subhanallah! Begitu berat ancaman Allah kepada para wanita yang suka menyakiti hati suaminya.
“siapapun wanita yang mengkhianati suaminya (dalam urusan)rumah dan (urusan) ranjang, maka pasti kelak didalam kubur Allah akan memasukan tujuh puluh ribu ekor ular dan kalajengking yang menyengati sampai datangnya hari kiamat.