Kamis, 24 November 2011
Sabtu, 12 November 2011
Tetap Bersyukur
Jalan yang mulus dan lurus takkan menghasilkan pengemudi yg hebat.
Laut yang tenang takkan pernah menghasilkan pengemudi yg tanggu.
Langit yg cerah takkan pernah menghasilkan pilot yg handal.
Hidup yg tanpa masalah takkan pernah membuat orang menjadi kuat.
Karena itu, jadilah orang yg handal dan tahan uji dalam menerima tantangan hidup..!!
Allah menjadikan jalan hidupmu berbelok dan tidak mulus.
Ada gelombang persoalan yg menghantam, langit yg kelam dan penuh awan serta badai..
Semua itu dibuat-Nya supaya engkau menjadi handal dan tahan uji dalam menghadapi hidup ini...
Maka,, Semangatlah...!!!!
Bukanlah kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutan yang membuat kita sulit,
karena itu jangan pernah mencoba untuk menyerah dan jangan pernah menyerah untuk mencoba.
Maka jangan katakan pada Allah aku punya masalah, tetapi katakan pada masalah aku punya Allah Yg Maha Segalanya.
Seorang wanita pintar akan membuka pikiran kamu,
seorang wanita cantik akan membuka mata kamu, tapi seorang wanita sholehah yang akan membuka hati kamu..
jika kita bisa menerima kelebihan pasangan kita, maka kita pun harus bisa menerima kekurangannya,
seorang istri harus menjalankan kewajibannya jangan hanya meminta hak-haknya untuk selalu dipenuhi oleh suami,
terimalah apa yg didapat dan diberikan suami..... Dan bersyukurlah..
Mencoba mensyukuri setiap ni'mat yg diberi agar hidup terasa indah dan senantiasa mencari hikmah dibalik musibah,
kemudahan dibalik kesulitan. Serta mengikhlaskan segala ketetapan-Nya.
Karena aku yakin.. Setiap apa yg di alami pasti ada maknanya.
Sungguh engkau tidak akan pernah menemukan kebahagiaan sejati jika engkau tidak pernah mensyukuri segala apa yg telah diberikan padamu. Jiwamu akan terus resah dan gelisah karena tiada ketenangan.
Maka, Syukurilah apa yg telah diberikan Allah padamu..
Laut yang tenang takkan pernah menghasilkan pengemudi yg tanggu.
Langit yg cerah takkan pernah menghasilkan pilot yg handal.
Hidup yg tanpa masalah takkan pernah membuat orang menjadi kuat.
Karena itu, jadilah orang yg handal dan tahan uji dalam menerima tantangan hidup..!!
Allah menjadikan jalan hidupmu berbelok dan tidak mulus.
Ada gelombang persoalan yg menghantam, langit yg kelam dan penuh awan serta badai..
Semua itu dibuat-Nya supaya engkau menjadi handal dan tahan uji dalam menghadapi hidup ini...
Maka,, Semangatlah...!!!!
Bukanlah kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutan yang membuat kita sulit,
karena itu jangan pernah mencoba untuk menyerah dan jangan pernah menyerah untuk mencoba.
Maka jangan katakan pada Allah aku punya masalah, tetapi katakan pada masalah aku punya Allah Yg Maha Segalanya.
Seorang wanita pintar akan membuka pikiran kamu,
seorang wanita cantik akan membuka mata kamu, tapi seorang wanita sholehah yang akan membuka hati kamu..
jika kita bisa menerima kelebihan pasangan kita, maka kita pun harus bisa menerima kekurangannya,
seorang istri harus menjalankan kewajibannya jangan hanya meminta hak-haknya untuk selalu dipenuhi oleh suami,
terimalah apa yg didapat dan diberikan suami..... Dan bersyukurlah..
Mencoba mensyukuri setiap ni'mat yg diberi agar hidup terasa indah dan senantiasa mencari hikmah dibalik musibah,
kemudahan dibalik kesulitan. Serta mengikhlaskan segala ketetapan-Nya.
Karena aku yakin.. Setiap apa yg di alami pasti ada maknanya.
Sungguh engkau tidak akan pernah menemukan kebahagiaan sejati jika engkau tidak pernah mensyukuri segala apa yg telah diberikan padamu. Jiwamu akan terus resah dan gelisah karena tiada ketenangan.
Maka, Syukurilah apa yg telah diberikan Allah padamu..
Kamis, 03 November 2011
Bacalah disaat santai (1).
ADAM
Adam sebagai manusia pertama, yang kemudian dari tulang rusuk
Adam-lah Allah ciptakan Hawa sebagai istri pendampingnya..
Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.
Oleh karena itu, sudah menjadi keharusan bagi setiap individu yang menyebut dirinya sebagai manusia, untuk senantiasa memelihara dan mempertahankan kedudukannya sebagai mahluk yang paling mulia. Sebab tidak dapat dipungkiri bahwasanya pada diri manusia itu terdapat “Insting hewani”, dan bilamana manusia telah terbelenggu dan menjadi budak dari nafsu dan birahi, maka segala tingkah pola dan pikir manusia tidak lagi seperti manusia pada kedudukannya semula, dan tiadalah mereka melainkan jatuh pada derajat yang lebih rendah dari binatang.
Manusia yang lalai terhadap ayat-ayat-Nya adalah sebuah Barometer akan tinggi dan rendahnya derajat seseorang di sisi Allah SWT. Adapun bila seseorang itu lebih cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah serta mengabaikan tatanan Syari’ah yang seharusnya mereka taati dan junjung tinggi, maka sungguh mereka tak ubahnya seperti anjing yang apabila dihalau atau pun dibiarkan tetap saja ia menghulurkan lidahnya.
Laki-laki dan perempuan juga memiliki hak dan martabat yang sama, baik itu secara vertical ataupun horizontal. Adapun standar yang membedakan dan yang menentukan kemuliaan atau martabat manusia adalah keimanan dan ketaqwaan mereka kepada allah SWT. Dan ini adalah bukti bahwasanya Islam mensejajarkan antara laki-laki dan perempuan dalam hal ukhrawi atau beramar ma’ruf nahi munkar.
Dunia wanita merupakan dunia “Ibu” yang mana dalam dunia tersebut ia menampilkan diri sebagai sosok pribadi yang memiliki jiwa”pemelihara”. Dunia laki-laki lebih dikenal sebagai sosok pribadi yang memiliki jiwa “Kebapakan”yakni dunia yang bercirikan kerja keras,ketangguhan,penaklukan,persaingan dan agresivitas.
Wanita yang shaleh ialah yang taat kepada allah lagi memelihara diri dibalik pembelakangan suaminya oleh karena allah telah memelihara mereka.
Adapun ketika seseorang itu memutuskan menikah hanya karena didasari aspek pemenuhan kebutuhan seksualitas belaka, tanpa adanya unsur ibadah yang sama, pastilah menyebabkan timbul kejenuhan, kebosanan, ketidak cocokan dan ketidak tenangan yang mengakibatkan tingginya frekwensi pertengkaran dalam sebuah kehidupan berumah tangga, hingga pada akhirnya menghantarkan pernikahan tersebut pada satu jalan keluar yang diperbolehkan namun dibenci allah SWT yakni perceraian.
Ada 3 aspek manakala seseorang hendak menuju pernikahan:
Pertama:
Sesungguhnya pernikahan bukan sekedar ikatan janji tanpa arti atau hanya sekedar basa basi tanpa bukti, akan tetapi pernikahan merupakan suatu ikatan suci yang diikrarkan atas nama Allah SWTdan dilaksanakan menurut ketentuannya.
Kedua:
Pernikahan merupakan sebuah ikatan janji yang dilandasi oleh perasaan cinta dan kasih sayang. Cinta tidak dapat diada-adakan atau direkayasa oleh tindakan-tindakan yang menyerupai hal itu, sebab cinta adalah anugrah tuhan yang datang dan tumbuh berkembang secara alami. Cinta tak dapat dimengerti hanya dengan sebuah kata atau pendapat,cinta hanya dapat dirasa dan dilihat dalam realitas antara yang mencintai dan yang dicintai saja,karena itulah terkadang sulit sekali untuk mengetahui dan memastikan apakah aku mencintainya atau mencintai yang lain.Hal ini seakan-akan menjelaskan kepada kita bahwa begitulah cinta, sulit sekali bagi kita untuk dapat mengukurnya secara obyektif sebab cinta mencakup segala eksistensi dari pada manusia. Maka dari itu cinta merupakan bagian dari rahasia hidup itu sendiri.
Yang dimaksud dengan cinta sejati adalah cinta yang tidak melihat sesuatu dari kemasannya belaka, akan tetapi melihat isi atau unsur yang terdapat dalam kemasan tersebut, dan cinta yang demikianlah yang bertahan lama dan tidak mudah pudar atau usang lantaran berlalunya waktu dan bertambahnya usia.
Adapun cantik dan indah yang memiliki pengertian yang lebih lengkap dan dalam, adalah adanya sifat-sifat keteladanan dan atau kesempurnaan yang melekat pada diri seseorang, seperti ketaqwaan, keshalehan, kerendahan hati, kejujuran, kebijaksanaan, keikhlasan, sifat-sifat inilah yang menjadikan cinta itu lebih berharga, seperti inilah wujud dari cinta sejati. Dan hubungan cinta tidak akan pernah berhasil atau langgeng tanpa adanya sesuatu yang disebut dengan “KESETIAAN”.
Adapun pengkhianatan dan perselingkuhan oleh salah satu pasangan suami-istri, adalah menjadi suatu boomerang yang siap meledakan rumah tangga tersebut menjadi serpihan-serpihan yang terkadang sulit sekali untuk menjadikan utuh seperti sedia kala. Dan disinilah nilai atau peran dari sebuah kesetiaan dan kepercayaan yang juga harus diimbangi dengan adanya sikap keterbukaan dan kejujuran oleh masing-masing dari pasangan suami istri.
Ketiga:
Pernikahan merupakan suatu amanah suci dari Allah SWT. Dimana didalamnya mengandung beberapa ketentuan yang berupa hak-hak dan kewajiban yang harus dipenuhi secara timbal balik. Suami dan istri memiliki hak dan kewajiban yang tidak serupa, namun pada hakikatnya memiliki tujuan yang sama demi kemaslahatan dan kesejahteraan hidup berumah tangga.
Mencintai dan ingin dicintai adalah fitrah dari setiap manusia, dan tiadalah bingkai yang paling sempurna dan mulia untuk mencurahkan segenap perasaan tersebut melainkan adalah pernikahan. Dalam pernikahan inilah dua orang yang saling mencintai dapat saling berbagi menjaga, membantu, menasehati, memaafkan serta saling setia dalam suka maupun duka.
Dari inilah hikmah daripada sebuah pernikahan, yakni untuk mendapatkan kebahagiaan didunia maupun diakhirat.
Berbeda halnya dengan cinta yang didasarkan pada sesuatu yang bersifat materi atau lahiriyah dan duniawi, maka ia akan mudah pudar dan hilang sejalan dengan hilangnya unsur-unsur tersebut dari diri orang yang bersangkutan, bahkan tak jarang karena pemilihan yang menyimpang dari kriteria-kriteria syar’i tersebut justru akan mangakibatkan sesuatu yang fatal dan penyesalan yang tak dapat dibayarnya hingga diakhir nanti.
Adapun keindahan bentuk lahiriyah, kecantikan, kekayaan dan kebangsawanan adalah ssuatu yang bersifat pelengkap atau tambahan saja, karena kesemuanya itu merupakan sesuatu yang hanya bersifat duniawi semata.
“ Dari Jabir ra, sesungguhnya Nabi SAW telah berkata kepadaku:”Hai Jabir, apakah engkau menikah dengan perawan atau dengan janda”, jabir menjawab:”saya menikah dengan wanita janda”, Lalu Nabi SAW bersabda : “Alangkah baiknya kalau engkau menikah dengan gadis.
Sebab tak dapat dipungkiri bahwa cinta untuk kekasih pertama lebih terasa indah dan bermakna dari pada untuk kekasih yang kedua.
Maka terdapat hal yang harus diketahui dan dilakukan agar mereka tidak terjerumus pada perbuatan zina dan kesenangan-kesenangan semu dan sesaat yang justru hanya berbuat aib, fitnah serta penyesalan belaka?. Dan sesungguhnya dalam hal ini tiadalah yang lebih dirugikan dan menderita malainkan adalah kaum hawa sendiri.
Sesungguhnya setiap muslim yang dipegang adalah lisannya, maka dari itu ketika dua insan telah sepakat untuk melanjutkan suatu hubungan kejenjang pernikahan, yakni hidup berdua dalam sebuah ikatan suci. Akan tetapi perlu kita sadari bersama bahwasanya kesemuanya itu adalah bersifat saling melengkapi dan menyempurnakan kekurangan dan kelebihan dari masing-masing pihak.
“Istri-istrimu adalah tanah tempat kamu bercocok tanam. ‘maka datangilah tanah bercocok tanamu itu bagaimana saja kamu kehendaki, dan kerjakanlah amal baik untuk dirimu, dan bertaqwalah kepada Allah SWT
Bahwasanya kewajiban utama yang merupakan hak pertama bagi suami atas istrinya, adalah hak untuk dita’ati, bahkan keta’atan istri ini menjadi ukuran kwalitas kepribadian dan akhlak dari seorang wanita. Ketaatan istri kepada suaminya adalah sejajar dengan jihad dijalan Allah SWT, oleh karena itu selayaknya bagi istri berlaku tidak taat dan durhaka kepada perintah suami, selama hal itu adalah tidak bertentangan dengan syari’at islam. Dan dengan bersikap taat inilah kecintaan dan kasih sayang suami kepada istri akan senantiasa terjaga, sehingga akan tercipta sebuah rumah tangga yang kokoh dan abadi.
Adam sebagai manusia pertama, yang kemudian dari tulang rusuk
Adam-lah Allah ciptakan Hawa sebagai istri pendampingnya..
Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.
Oleh karena itu, sudah menjadi keharusan bagi setiap individu yang menyebut dirinya sebagai manusia, untuk senantiasa memelihara dan mempertahankan kedudukannya sebagai mahluk yang paling mulia. Sebab tidak dapat dipungkiri bahwasanya pada diri manusia itu terdapat “Insting hewani”, dan bilamana manusia telah terbelenggu dan menjadi budak dari nafsu dan birahi, maka segala tingkah pola dan pikir manusia tidak lagi seperti manusia pada kedudukannya semula, dan tiadalah mereka melainkan jatuh pada derajat yang lebih rendah dari binatang.
Manusia yang lalai terhadap ayat-ayat-Nya adalah sebuah Barometer akan tinggi dan rendahnya derajat seseorang di sisi Allah SWT. Adapun bila seseorang itu lebih cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah serta mengabaikan tatanan Syari’ah yang seharusnya mereka taati dan junjung tinggi, maka sungguh mereka tak ubahnya seperti anjing yang apabila dihalau atau pun dibiarkan tetap saja ia menghulurkan lidahnya.
Laki-laki dan perempuan juga memiliki hak dan martabat yang sama, baik itu secara vertical ataupun horizontal. Adapun standar yang membedakan dan yang menentukan kemuliaan atau martabat manusia adalah keimanan dan ketaqwaan mereka kepada allah SWT. Dan ini adalah bukti bahwasanya Islam mensejajarkan antara laki-laki dan perempuan dalam hal ukhrawi atau beramar ma’ruf nahi munkar.
Dunia wanita merupakan dunia “Ibu” yang mana dalam dunia tersebut ia menampilkan diri sebagai sosok pribadi yang memiliki jiwa”pemelihara”. Dunia laki-laki lebih dikenal sebagai sosok pribadi yang memiliki jiwa “Kebapakan”yakni dunia yang bercirikan kerja keras,ketangguhan,penaklukan,persaingan dan agresivitas.
Wanita yang shaleh ialah yang taat kepada allah lagi memelihara diri dibalik pembelakangan suaminya oleh karena allah telah memelihara mereka.
Adapun ketika seseorang itu memutuskan menikah hanya karena didasari aspek pemenuhan kebutuhan seksualitas belaka, tanpa adanya unsur ibadah yang sama, pastilah menyebabkan timbul kejenuhan, kebosanan, ketidak cocokan dan ketidak tenangan yang mengakibatkan tingginya frekwensi pertengkaran dalam sebuah kehidupan berumah tangga, hingga pada akhirnya menghantarkan pernikahan tersebut pada satu jalan keluar yang diperbolehkan namun dibenci allah SWT yakni perceraian.
Ada 3 aspek manakala seseorang hendak menuju pernikahan:
Pertama:
Sesungguhnya pernikahan bukan sekedar ikatan janji tanpa arti atau hanya sekedar basa basi tanpa bukti, akan tetapi pernikahan merupakan suatu ikatan suci yang diikrarkan atas nama Allah SWTdan dilaksanakan menurut ketentuannya.
Kedua:
Pernikahan merupakan sebuah ikatan janji yang dilandasi oleh perasaan cinta dan kasih sayang. Cinta tidak dapat diada-adakan atau direkayasa oleh tindakan-tindakan yang menyerupai hal itu, sebab cinta adalah anugrah tuhan yang datang dan tumbuh berkembang secara alami. Cinta tak dapat dimengerti hanya dengan sebuah kata atau pendapat,cinta hanya dapat dirasa dan dilihat dalam realitas antara yang mencintai dan yang dicintai saja,karena itulah terkadang sulit sekali untuk mengetahui dan memastikan apakah aku mencintainya atau mencintai yang lain.Hal ini seakan-akan menjelaskan kepada kita bahwa begitulah cinta, sulit sekali bagi kita untuk dapat mengukurnya secara obyektif sebab cinta mencakup segala eksistensi dari pada manusia. Maka dari itu cinta merupakan bagian dari rahasia hidup itu sendiri.
Yang dimaksud dengan cinta sejati adalah cinta yang tidak melihat sesuatu dari kemasannya belaka, akan tetapi melihat isi atau unsur yang terdapat dalam kemasan tersebut, dan cinta yang demikianlah yang bertahan lama dan tidak mudah pudar atau usang lantaran berlalunya waktu dan bertambahnya usia.
Adapun cantik dan indah yang memiliki pengertian yang lebih lengkap dan dalam, adalah adanya sifat-sifat keteladanan dan atau kesempurnaan yang melekat pada diri seseorang, seperti ketaqwaan, keshalehan, kerendahan hati, kejujuran, kebijaksanaan, keikhlasan, sifat-sifat inilah yang menjadikan cinta itu lebih berharga, seperti inilah wujud dari cinta sejati. Dan hubungan cinta tidak akan pernah berhasil atau langgeng tanpa adanya sesuatu yang disebut dengan “KESETIAAN”.
Adapun pengkhianatan dan perselingkuhan oleh salah satu pasangan suami-istri, adalah menjadi suatu boomerang yang siap meledakan rumah tangga tersebut menjadi serpihan-serpihan yang terkadang sulit sekali untuk menjadikan utuh seperti sedia kala. Dan disinilah nilai atau peran dari sebuah kesetiaan dan kepercayaan yang juga harus diimbangi dengan adanya sikap keterbukaan dan kejujuran oleh masing-masing dari pasangan suami istri.
Ketiga:
Pernikahan merupakan suatu amanah suci dari Allah SWT. Dimana didalamnya mengandung beberapa ketentuan yang berupa hak-hak dan kewajiban yang harus dipenuhi secara timbal balik. Suami dan istri memiliki hak dan kewajiban yang tidak serupa, namun pada hakikatnya memiliki tujuan yang sama demi kemaslahatan dan kesejahteraan hidup berumah tangga.
Mencintai dan ingin dicintai adalah fitrah dari setiap manusia, dan tiadalah bingkai yang paling sempurna dan mulia untuk mencurahkan segenap perasaan tersebut melainkan adalah pernikahan. Dalam pernikahan inilah dua orang yang saling mencintai dapat saling berbagi menjaga, membantu, menasehati, memaafkan serta saling setia dalam suka maupun duka.
Dari inilah hikmah daripada sebuah pernikahan, yakni untuk mendapatkan kebahagiaan didunia maupun diakhirat.
Berbeda halnya dengan cinta yang didasarkan pada sesuatu yang bersifat materi atau lahiriyah dan duniawi, maka ia akan mudah pudar dan hilang sejalan dengan hilangnya unsur-unsur tersebut dari diri orang yang bersangkutan, bahkan tak jarang karena pemilihan yang menyimpang dari kriteria-kriteria syar’i tersebut justru akan mangakibatkan sesuatu yang fatal dan penyesalan yang tak dapat dibayarnya hingga diakhir nanti.
Adapun keindahan bentuk lahiriyah, kecantikan, kekayaan dan kebangsawanan adalah ssuatu yang bersifat pelengkap atau tambahan saja, karena kesemuanya itu merupakan sesuatu yang hanya bersifat duniawi semata.
“ Dari Jabir ra, sesungguhnya Nabi SAW telah berkata kepadaku:”Hai Jabir, apakah engkau menikah dengan perawan atau dengan janda”, jabir menjawab:”saya menikah dengan wanita janda”, Lalu Nabi SAW bersabda : “Alangkah baiknya kalau engkau menikah dengan gadis.
Sebab tak dapat dipungkiri bahwa cinta untuk kekasih pertama lebih terasa indah dan bermakna dari pada untuk kekasih yang kedua.
Maka terdapat hal yang harus diketahui dan dilakukan agar mereka tidak terjerumus pada perbuatan zina dan kesenangan-kesenangan semu dan sesaat yang justru hanya berbuat aib, fitnah serta penyesalan belaka?. Dan sesungguhnya dalam hal ini tiadalah yang lebih dirugikan dan menderita malainkan adalah kaum hawa sendiri.
Sesungguhnya setiap muslim yang dipegang adalah lisannya, maka dari itu ketika dua insan telah sepakat untuk melanjutkan suatu hubungan kejenjang pernikahan, yakni hidup berdua dalam sebuah ikatan suci. Akan tetapi perlu kita sadari bersama bahwasanya kesemuanya itu adalah bersifat saling melengkapi dan menyempurnakan kekurangan dan kelebihan dari masing-masing pihak.
“Istri-istrimu adalah tanah tempat kamu bercocok tanam. ‘maka datangilah tanah bercocok tanamu itu bagaimana saja kamu kehendaki, dan kerjakanlah amal baik untuk dirimu, dan bertaqwalah kepada Allah SWT
Bahwasanya kewajiban utama yang merupakan hak pertama bagi suami atas istrinya, adalah hak untuk dita’ati, bahkan keta’atan istri ini menjadi ukuran kwalitas kepribadian dan akhlak dari seorang wanita. Ketaatan istri kepada suaminya adalah sejajar dengan jihad dijalan Allah SWT, oleh karena itu selayaknya bagi istri berlaku tidak taat dan durhaka kepada perintah suami, selama hal itu adalah tidak bertentangan dengan syari’at islam. Dan dengan bersikap taat inilah kecintaan dan kasih sayang suami kepada istri akan senantiasa terjaga, sehingga akan tercipta sebuah rumah tangga yang kokoh dan abadi.
Langganan:
Postingan (Atom)